10/31/2019

Inilah 7 Cara Menurunkan Panas pada Bayi di Rumah (Aman dan Efektif)!

Demam pada bayi sering kali membuat orang tua panik. Demam adalah salah satu gejala paling umum yang dapat mengindikasikan berbagai kondisi medis. Demam ringan pada bayi usia di atas 3 bulan sering kali dapat diatasi hanya dengan perawatan di rumah. Yuk, simak berbagai cara menurunkan panas pada bayi!

Cara Menurunkan Panas pada Bayi yang Efektif


Anak usia di bawah 5 tahun dinyatakan demam apabila suhu tubuhnya mencapai 38°C atau lebih. Apabila bayi Anda berusia di atas 3 bulan dan suhu tubuhnya belum mencapai 38,9°C, maka kondisi ini pada dasarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan, terutama jika tidak terdapat gejala lain yang muncul bersama dengan demam.

Cara agar suhu tubuh anak kembali normal, coba lakukan beberapa cara menurunkan panas pada bayi yang bisa dilakukan oleh para orang tua berikut ini:

1. Gunakan pakaian yang nyaman

Ketika anak demam, pastikan ia menggunakan pakaian yang nyaman dan tidak menyebabkan suhu tubuhnya semakin meningkat.

Jangan pakaikan pakaian yang terlalu tebal pada bayi. Ketika mengalami demam, tubuh akan melakukan pendinginan alami untuk menyesuaikan suhu tubuh agar kembali normal.  Pakaian yang terlalu tebal dapat mengganggu proses alami tersebut.

Sebaiknya pakaikan bayi Anda pakaian yang ringan dan tipis saja. Selain itu, gunakan juga seprai dan selimut yang tipis dan ringan agar sejuk dan nyaman.

2. Mandikan dengan air hangat

Demam tidak selalu membuat bayi tidak diperbolehkan untuk mandi, tubuh yang kurang bersih justru dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

Mandi air hangat justru dapat menjadi salah satu cara menurunkan panas bayi. Mandi air hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Mandi air dingin dapat meningkatkan suhu tubuh dan membuat menggigil sehingga sebaiknya dihindari. Mandi air hangat juga dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks.

3. Kompres dengan air dingin

Cara menurunkan panas pada bayi yang ketiga adalah dengan cara menggunakan kompres air dingin.
Siapkan wadah yang berisi air biasa dan campurkan dengan es batu. Rendam handuk bersih untuk dijadikan kompres. Jangan hanya pada bagian jidat, namun kompres juga bagian lipatan lainnya, seperti ketiak atau leher. Jika perlu, kompres juga bagian dada.

4. Pastikan kebutuhan cairannya cukup

Demam dapat memicu dehidrasi yang dapat memicu kondisi lainnya yang lebih serius.
Pastikan kebutuhan cairan anak tetap tercukupi dengan memberikannya ASI atau susu formula secara berkala. Kenali berbagai gejala dehidrasi pada anak mulai dari mulut kering, tidak adanya air mata ketika menangis, mata cekung, dan buang air kecil lebih sedikit.

5. Hindari minuman dan makanan yang dapat memperburuk kondisi

Apabila anak sudah di atas usia dua tahun, ia mungkin sudah tidak mengonsumsi susu formula dan ASI, Anda dapat memberikan asupan air putih lebih banyak untuk mencegah dehidrasi.

Hindari memberikan minuman bersoda atau yang mengandung kafein pada anak, karena minuman ini dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu, tetap jaga asupan makanan bergizi anak selama anak demam. Namun jangan pernah memaksanya untuk makan ketika ia tidak menginginkannya, karena dapat menyebabkan anak muntah.

6. Jaga suhu ruangan

Menjaga suhu ruangan tetap dingin juga dapat menjadi salah satu cara menurunkan panas pada anak.
Penggunaan kipas angin dalam ruangan dapat membantu untuk menjaga suhu ruangan tetap dingin. Namun sebaiknya hindari mengarahkan angin secara langsung ke tubuh anak. Jangan lupa untuk selalu memonitor kondisi bayi Anda sepanjang malam untuk mengetahui perkembangan dari demam yang dialaminya.

7. Berikan obat penurun demam

Cara mengatasi panas pada bayi yang terakhir adalah dengan menggunakan obat penurun demam yang dijual bebas di apotek seperti paracetamol dan ibuprofen.

Obat ini penggunaannya tidak harus menggunakan resep dokter, tapi akan jauh lebih baik digunakan di bawah pengawasan dokter. Penggunaan paracetamol diperbolehkan pada bayi usia di atas 3 bulan, sedangkan ibuprofen dapat digunakan pada bayi usia di atas 6 bulan. Ikuti petunjuk penggunaan obat yang tertera pada kemasan produk untuk memastikan keamanan penggunaan obat.

Penggunaan obat umumnya menjadi pilihan ketika cara lain yang disebutkan di atas tidak dapat memberikan hasil yang signifikan untuk menurunkan demam.

Kapan Bayi Demam Harus ke Dokter?

Selama bayi demam, Anda harus memeriksa suhu tubuhnya secara berkala dan memerhatikan apakah terdapat gejala lain yang muncul. Demam tinggi yang dibarengi gejala lain mungkin membutuhkan penanganan medis dengan segera.

Berikut adalah beberapa hal yang mengharuskan Anda untuk membawa bayi ke dokter ketika demam:

  • Bayi berusia kurang dari 3 bulan
  • Bayi berusia 3-6 bulan mengalami peningkatan suhu melebihi 38,9°C.
  • Bayi berusia 6-24 bulan mengalami peningkatan suhu melebihi 38,9°C lebih dari dua hari tanpa dibarengi dengan gejala lain.
  • Bayi mengalami demam hingga lebih dari 24 jam dan suhunya tidak menurun sama sekali.
  • Bayi terlihat lesu.
  • Bayi mengalami kejang.
  • Suhu bayi tidak turun meskipun sudah diberikan obat penurun panas dalam jangka waktu satu jam ke belakang.
  • Bayi mengalami ruam, muntah, dan penurunan nafsu makan.
  • Bayi menunjukkan gejala dehidrasi.


Apabila bayi Anda mengalami salah satu atau lebih gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk memeriksakan kondisinya dan mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Itu dia berbagai cara menurunkan panas pada bayi yang bisa dilakukan orang tua di rumah. Selalu ingat untuk memeriksa suhu tubuh bayi secara berkala untuk memastikan kondisinya. Usahakan untuk selalu tenang ketika melakukan perawatan pada bayi, karena keberadaan orang dewasa yang panik di sekitarnya juga dapat membuat bayi menjadi lebih rewel.

Sumber:

  1. Baby Fever 101: How to Care for Your Child – https://www.healthline.com/health/parenting/baby-fever-101 diakses 7 Agustus 2019
  2. How to Safely Bring Down a Fever in a Baby – https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-bring-down-baby-fever diakses 7 Agustus 2019
  3. Treating a fever (high temperature) in children – https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/treating-high-temperature-children/ diakses 7 Agustus 2019


NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner